Komunitas Gateball Kementerian Pekerjaan Umum (KG PU) lahir dari semangat sederhana: mempererat hubungan silaturahmi para pegawai, baik yang aktif, pensiunan, maupun ibu-ibu darma wanita, yang gemar olahraga gateball. Namun, dalam perjalanannya, komunitas ini terus berbenah dan bersiap menjadi klub.
Berawal pada 2019, seperti diceritakan Manajer Ofisial KG PU Randi Disawantoro kepada Redaksi Tabloid Gateball, Rabu (20/11/2025), komunitas ini diprakarsai oleh Sriyanto dan berkembang menjadi ruang yang inklusif serta lintas usia.
Kini, setelah pemisahan kementerian--dari Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi PU--nama komunitas berubah, dari KG PUPR menjadi KG PU dan dipimpin Boby Ari Azhari (Dirjen Bina Konstruksi). Energinya tetap sama: positif, terbuka, mengedepan silaturahmi, dan siap menyambut pemain dari pusat hingga balai-balai.
Dari Komunitas ke Klub
Karena kebutuhan untuk berpartisipasi dalam setiap turnamen, baik nasional maupun internasional, KG PU pun mulai merapikan legalitas sebagai klub.
Diceritakan Randi, badan hukum di era PUPR juga sudah ada. Di beberapa turnamen, masih menggunakan nama KG PUPR. “Kami sedang memproses ulang tentang nama menjadi KG PU Club. Targetnya jelas, yakni untuk ikut event internasional tanpa hambatan,” kata Randi.
Namun di sisi lain, perubahan menjadi klub ini menimbulkan kegalauan bagi Boby Ali Azhari. “Agak galau juga dengan aturan baru bahwa peserta untuk Piala Menteri menggunakan klub resmi. Jika membuat klub baru, fokus terhadap komunitas bisa terganggu,” ujar Boby kepada redaksi Tabloid Gateball, Kamis (20/11/2025).
Meskipun masih belum jadi klub, KG PU tetap saja mencoba mendaftar ke berbagai turnamen. “Jika diterima berarti dianggap sah. Jika tidak diterima, kami tidak memaksakan ikut, apalagi menggunakan jalur diskresi,” ujar Boby yang tidak ingin ada kesan memanfaatkan jabatannya.
Bagi Bobby, komunitas gateball PU harus tetap menjadi tempat bagi pencinta gateball di lingkunan PU. Bahkan, setelah berubah nama menjadi Komunitas Gateball PU Club pun, prinsip utama silaturahminya tidak boleh hilang.
Naik podium
Karena gateball adalah olahraga yang sangat presisi. Setiap gerakan diukur, setiap strategi dihitung. Tidak mengherankan KG PU pun juga sering naik podium!
Prestasi didukung oleh kekuatan, kata Randi, dari 50 atlet. Itu lintas wilayah, lintas usia, yang siap angkat stick setiap kali dibutuhkan.
“Data terakhir, di KG PU tercatat sekitar 50 atlet aktif. Mereka datang dari berbagai unit kerja—pusat hingga balai-balai di seluruh Indonesia. Ketika kami butuhkan, kami tinggal telepon untuk siap membela KG PU,” ujarnya.
Model komunitas membuat KG PU terasa hangat. Tidak ada sekat wilayah. Semua berkumpul dalam satu semangat “komunitas yang kompak”.
Itulah salah satu pembeda komunitas dengan klub. Klub biasanya diperkuat oleh atlet yang berdomisili di satu Kawasan yang berdekatan. Dengan anggota komunitas yang berada di daerah-daerah, yakni atlet dari balai besar dan balai setiap unit organisasi PU, KG PU tak pusing soal kekurangan amunisi pemain.
“Di setiap balai juga sudah punya klub gateball. Bahkan, ada yang sudah punya lapangan sendiri. KG PU tidak kesulitan untuk mendatangkan mereka,” ujarnya.
Bagi yang sudah terdaftar sebagai anggota klub di luar PU, KG PU tinggal meminta izin ke klub yang akan diketahui oleh pengurus pergatsi daerah, baik kabupaten, kota, maupun provinsi.
Ditegaskan Randi, ada prinsip “satu atlet satu klub”. Meski berlabel komunitas, KG PU menerapkan aturan klub profesional.
“Satu atlet hanya boleh berada di satu klub. Jika atlet belum terikat klub daerah, mereka bebas dipanggil. Namun, jika sudah tergabung di klub wilayah, harus ada izin resmi dari pengurus setempat. Pengawasan pun mudah karena seluruh data atlet tercatat di sistem (database) PB Pergatsi,” kata Randi.
Karena PB Pergatsi telah memiliki aturan organisasi yang rapi, setiap instansi bisa mencontoh KG PU. Hitung-hitung sebagai cara meningkatkan hubungan harmonis sesama pegawai di instansi yang sama.
Randi mengakui bahwa lewat komunitas gateball dirinya bisa mengenal dan membangun komunikasi baik dengan sesama pegawai PU.
Diakui Randi, di KG PU, semua pemain dihargai. Tidak peduli dari balai besar, balai kecil, unit pusat, atau daerah terpencil.
Gateball menjadi perekat lintas wilayah. Menyatukan orang-orang yang mungkin tidak pernah bertemu. “Bisa akrab dan cair sebagai satu tim ketika memukul bola merah/putih di atas lapangan hijau,” katanya.
Rahasia Prestasi
Performa KG PU mulai menanjak sejak 2023. Tournamen Bikasoga di Bandung menjadi titik tolak kebangkitan, dengan meraih 2 kategori juara 1. Pada 2024, prestasi kami meledak, podium demi podium diraih. “Yang paling penting itu komunikasi. Pengurus, pelatih, atlet, semuanya jalan bareng,” ujar Randi.
KG PU saat ini memiliki tiga pelatih tersertifikasi: yaitu Firman Hidayat Pido (Bina Konstruksi), Arifin Kurnia Dolay (SDA), dan Wardono (SDA).
Peran pelatih begitu besar dalam sebuah komunitas. Pelatihlah yang menentukan siapa saja pemain yang akan diturunkan dan mengikuti setiap turnamen.
Selain itu, faktor penunjang prestasi KG PU adalah tersedianya dua lapangan latihan di Kompleks PU di Jalan Pattimura, Jakarta. Energi mereka seperti tidak pernah habis.
Anggota komunitas terus berlatih dan berlatih, “pada intinya setiap olahragawan apapun harus ada agenda latihan dan semangat latihan untuk meraih prestasi, motivasi yang selalu disampaikan oleh Ketua KG PU dalam memberi semangat kepada atlit KG PU untuk semangat berlatih”
“Kami selalu serius bersiap mengikuti setiap turnamen. Baik pengurus, pelatih, ofisial, maupun para atlet kompak untuk berprestasi,” ujar Randi.
Pendanaan Internal
Soal pendanaan, KG PU tidak rumit. Ada dukungan dari pimpinan, sponsor internal, dan tentu saja hadiah dari setiap turnamen yang diikuti. Di Sleman, misalnya, beberapa waktu lalu, KG PU meraih juara satu dan peringkat dua. Hadiah total Rp 25 juta pun mereka dapatkan. Skema alokasi dana yang diperoleh jelas. Dari hadiah itu dipotong untuk mengganti semua biaya akomodasi, seperti biaya transportasi. Sisanya masuk kas komunitas, lalu dibagi merata sebagai uang pembinaan kepada atlet dan ofisial.
Harapan terbesar KG PU sederhana, tetap kuat: tetap solid, tetap kompak, dan terus tampil di berbagai event nasional maupun internasional.
Saat ini mereka tengah bersiap untuk bertanding di Sulteng, 27-30 November 2025 pada nomor beregu bebas dan triple bebas, ajang yang mereka sebut sebagai “Liga Champions-nya Indonesia”.
Soal semangat bertanding tidak diragukan lagi. KG PU tidak pernah setengah-setengah. Latihan, taktik, mental—semuanya dipersiapkan seperti final. Randi dan kawan-kawan di KG PU mengadopsi semangat komunitas yang bergerak, menang, dan menginspirasi.
KG PU adalah bukti bahwa komunitas bisa berkembang menjadi kekuatan olahraga yang solid. Mereka inklusif, energik, penuh strategi, dan selalu membawa semangat positif.
Perjalanan mereka masih panjang. Jalan menuju Road to International Gateball Cup semakin terbuka. KG PU sudah siap melaju. (PAH/HRZ)